Seeing the Excitement of Slaughtering Sacrificial Animals at SIKIA UNAIR

2 min read

BERITA SIKIA – Kurban menjadi salah satu amalan sunnah utama yang dilaksanakan di Bulan Dzulhijjah. Tentu amalan tersebut tak hanya bernilai pahala semata, juga menjadi salah bentuk kepedulian sosial kepada masyarakat disekitarnya. Sebagai bentuk perayaan Idul Adha 1444 Hijriah, Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga menyelenggarakan kegiatan pemotongan hewan kurban.

Diiringi dengan gema takbir yang dikumandangkan dari speaker, kegiatan pemotongan hewan kurban tersebut dilakukan di halaman depan Kampus SIKIA UNAIR Giri pada Jumat (30/6/2023). Dari data yang dihimpun, terdapat empat hewan kurban yang disembelih dengan rincian 3 ekor kambing dan 1 ekor sapi. Kegiatan tersebut dibantu oleh mahasiswa dari KKI, tenaga kependidikan dan dosen dari Kampus SIKIA Giri, Sobo, serta Mojo.

Untuk memastikan keamanan pangan dari hewan kurban tersebut, drh. Ratih Novita Praja sebagai salah satu dokter hewan SIKIA juga melakukan pembelahan hepar sebagai pengecekan postmortem. Dari pengecekan yang dilakukan, beliau memutuskan bahwa organ tersebut layak dimakan dan bukan termasuk stadium infektif yang membahayakan untuk dikonsumsi oleh manusia.

Foto Kiri: Proses pemotongan dan penimbangan daging. Foto Kanan: drh. Ratih melakukan pemeriksaan postmortem organ hati sapi

Dari empat hewan yang disembelih, total diperoleh 37 bungkus daging kambing dan 152 bungkus daging sapi. Daging hewan kurban yang telah terkumpul akan dibagikan kepada mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen, dan masyarakat sekitar yang berhak menerimanya.

Rekatkan Mahasiswa, Tenaga Pendidik, dan Dosen

Tak hanya sebatas aktivitas penyembelihan hewan kurban semata, seluruh elemen yang terlibat bahu membahu dalam melakukan pemotongan bagian hewan kurban. Dimulai dari memasak makan siang, memotong, menimbang, dan membungkus daging kurban secara bersama-sama.

Bukan hanya kaum wanita saja yang menjadi juru masak, namun para tenaga kependidikan laki-laki tak kalah hebat dalam memasak makanan berupa sate. Dengan penuh tenaga tendik tersebut mengibaskan kertas untuk menjaga agar nyala api arang tetap membara disambi dengan membolak-balikkan tusukan sate di atasnya supaya tidak hangus.

Setelah masak usai, kegiatan berikutnya adalah makan bersama dari masakan yang telah disiapkan sebelumnya. Terdapat beberapa lauk seperti sate, dan gulai ditemani dengan renyahnya kerupuk udang. Dengan selesainya penyembelihan daging kurban, tentu tak hanya memberikan kebahagiaan bagi seluruh elemen yang terlibat. Tapi juga menjadi tali asih penggembira yang diberikan kepada saudara kita salah satunya dari Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berdiri di sekitar Kampus SIKIA Giri.

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Acn

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author