12 Liverpool John Moores University Students Learn Banyuwangi Culture at SIKIA Unair

3 min read

BERITA SIKIA – Senin (03/07/2023) Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam Univesitas Airlangga (SIKIA UNAIR) kembali kedatangan mahasiswa luar negeri yang mengikuti program Student Inbound Mobility. Student Inbound Mobility merupakan program Airlangga Global Engagment (AGE) yang mewadahi akademisi internasional untuk melakukan studi budaya di Indonesia. Student Inbound Mobility diikuti oleh 12 mahasiswa dari Liverpool John Moores University, Inggris. Selama di Banyuwangi mereka akan belajar kebudayaan lokal serta menikmati keindahan alam Banyuwangi tujuh hari kedepan.

Kedatangan 12 mahasiswa inbound disambut Wakil Direktur Non Akademik SIKIA Unair, Dr Mufasin, drh., MSi., di Ruang 202. Beliau mengucapkan selamat datang disalah-satu geopark atau taman bumi terbaik di Indonesia.

Melihat dan merasakan keindahan Ijen Global Geopark dan budaya lokal Suku Osing

Banyuwangi sebagai kabupaten sekaligus wilayah Ijen Global Geopark menyimpan keindahan alam dan keanekaragaman hayati didalamnya. Rencananya 12 mahasiswa inbound bersama civitas akademik SIKIA akan mengunjungi kawah api biru Gunung Ijen, konservasi mangrove, konservasi penyu di Pantai Sukamade, hingga konservasi terumbu karang di Bangsring Underwater. Tempat belajar yang dipilih merupakan lokasi pelestarian alam. Tidak hanya belajar saja, mahasiswa juga diajak langsung melakukan aktivitas konservasi.

Mahasiswa diajak berkenalan dengan Suku Osing yang merupakan entitas lokal masyarakat Banyuwangi yang kaya produk budaya. Berlokasi di Desa Adat Kemiren, mahasiswa dapat mencoba berbagai makanan tradisional, merasakan kentalnya budaya, dan berbaur dengan masyarakat yang ada disana.

Anthropologies Nutritionist

Mahasiswa asing juga dikenalkan tentang anthropologies nutritionist. Di Indonesia, kuliner hadir sebagai produk budaya. Beragam kuliner dikonsumsi karena nilai gizi dan memiliki sisi kultural yang lekat dengan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Septa Indra Puspikawati., S.K.M., M.PH.  dan Susy Kartikana Sebayang, SP., Msc., PhD menjelaskan beberapa perbedaan kultural makanan yang ada di Indonesia khususnya  yang ada di Banyuwangi.

“Makanan tidak hanya tentang nutrisi yang ada didalamnya, tetapi makanan juga berkaitan dengan kultur masyarakat yang ada di lingkungan setempat” jelas Bu Septa.

Septa mencontohkan sajian gudeg Jogja yang merupakan makanan masyarakat jaman dulu. Nangka muda sebagai bahan baku utama kuliner gudeg mudah ditemukan di pekarangan sekitar rumah warga. Nangka tersebut kemudian diolah dan dikembangkan sehingga menjadi Gudeg makanan khas masyarakat Jogja sampai saat ini.

Saat sesi kuliah mahasiswa asal Inggris ini disuguhkan beberapa buah dan umbi unggulan Banyuwangi. Ada buah naga, mangga, durian, kacang tanah, umbi kentang hitam, gembili, dan singkong.

Sebagai penutup kegiatan sambutan, 12 mahasiswa asal Inggris diajak berkeliling area persawahan Desa Paspan dan Desa Gumuk yang ada di Kecamatan Glagah ini dengan menggunakan ATV.

Dengan banyaknya aktivitas yang akan dilakukan bersama SIKIA UNAIR, mahasiswa Liverpool John Moores University diharapkan dapat menikmati unik dan cantiknya Banyuwangi.

Penulis: Gusti Ayu Illiyin Putrin Santosa

Editor: Acn

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author