Community Service SIKIA Spreads TB-Free Spirit Through Community Health Center Health Cadres in Banyuwangi

2 min read

BERITA SIKIA – Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam baru saja menyelesaikan rangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat di Banyuwangi. Kegiatan pengmas kali ini difokuskan pada deteksi dan penanganan kasus Tuberkulosis (TBC). Pengmas terselenggara di Puskesmas Sambirejo (01-02/07/2023) dan Puskesmas Sempu (10-11/07/2023) bersama para kader kesehatan. Berdasarkakn laporan Global TB Report 2022 yang diterbitkan World Health Organization, Indonesia mengalami peningkatan angka kejadian (insidensi) TBC sebesar 15% selama pandemi (2020-2021).

Dikutip di laman KemenkesRI, TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru. Indonesia merupakan Negara penderita TBC terbanyak ke-3 di dunia setelah India dan China.

Ketua kegiatan Ayik Mirayanti Mandagi, S.KM., M.Kes menjelaskan, sosialisasi bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TBC dan meningkatkan jumlah suspek TBC yang datang ke puskesmas. Adanya peningkatan capaian suspek, diharapkan penemuan kasus TBC dapat dilakukan lebih dini sehingga penanganan dan pengobatan dapat segera dilakukan.

Foto bersama kader TBC Puskesmas Sambirejo

Kader kesehatan tiap Puskesmas dibekali materi seputar TBC, strategi komunikasi TBC, dan program penanggulangan TBC di Kabupaten Banyuwangi. Masyarakat diberi pemahaman mengenai gejala, penularan, serta tidakan pencegahan TBC. Prodi Kesehatan Masyarakat SIKIA Unair juga bekerja sama dengan  Yabhysa Peduli TB agar program berjalan lebih optimal. Selain itu, dilakukan praktik investigasi kontak langsung untuk melatih peserta dalam mendeteksi dan menangani kasus TBC secara efektif.

Yabhysa merupakan lembaga non-profit yang berupaya mengampanyekan kepada masyarakat agar melek TBC. Membuka wawasan mengenai pencegahan dan penanganan TBC ke masyarakat.

Semangat gotong royong dan kerja sama yang kuat antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, menjadi upaya pencegahan dan penanggulangan TBC berjalan sukses. Kolaborasi antara puskesmas,  Yabhysa, dan kader TBC yang terlatih, diharapkan angka kasus TBC dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat dapat meningkat. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci utama dalam mengatasi TBC. Dosen Epidemiologi tersebut berharap semoga kegiatan ini menjadi awal baik dalam mewujudkan masyarakat Banyuwangi bebas TBC

Kegiatan diakhiri dengan pembentukan kader TBC yang berperan penting dalam upaya penanggulangan TBC ditiap wilayah puskesmas. Peserta yang aktif dan berkenan menjadi kader TBC selanjutnya menandatangani surat komitmen untuk menjadi kader TBC. Di Puskesmas Sambirejo, terbentuk 3 kader, dan Puskesmas Sempu, berhasil terbentuk 4 kader.

Penulis: Oktario Dinansa Khoir

Editor: Acn

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author