Looking at Indonesia's Economic Status as an Upper-Middle Income Country

5 min read

Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara yang memiliki fluktuasi perekonomian yang cukup tinggi. Ketidakpastian global, tekanan kebijakan, hingga kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia beberapa tahun terakhir semakin mendorong peningkatan fluktuasi perekonomian di Indonesia. Ditilik dari data yang dikeluarkan oleh Bank Dunia terkait Gross National Income (GNI), Indonesia menjadi salah satu negara dengan intensitas perubahan GNI yang cukup tinggi. Pada tahun 2018, Indonesia memiliki GNI US$ 3.840 per kapita. Meningkat secara signifikan pada tahun 2019, Indonesia memiliki GNI mencapai US$ 4.070. Peningkatan tersebut bahkan sempat membawa Indonesia naik satu tingkat dari Lower-Middle Income Country/LMIC menjadi negara dengan status perekonomian Upper-Middle Income Country/UMIC di tahun 2019.

Status UMIC pada perekonomian Indonesia tahun 2019 tersebut tidak berlangsung lama. Di tahun 2020, Indonesia kembali turun statusnya menjadi negara lower-middle income country. Hal tersebut disebabkan oleh adanya penurunan kembali GNI Indonesia menjadi US$ 3.870. Penurunan GNI tersebut tidak terlepas dari adanya pengaruh besar pandemi Covid-19 yang melanda dan menghentikan hampir seluruh aktivitas ekonomi dunia.

Tingginya fluktuasi GNI Indonesia yang berpengaruh terhadap status perekonomian Indonesia oleh World Bank, tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Indonesia. Bank Dunia memiliki 4 kategori status perekonomian suatu negara berdasarkan Gross National Income (GNI) per kapita. Aturan ambang batas terbaru yang dikeluarkan oleh Bank Dunia dan berlaku dari 1 Juli 2021 yaitu: Low Income (< US$ 1.045), Lower Middle Income (US$ 1.046 – US$ 4,095), Upper Middle Income (US$ 4.096 – US$ 12.695) dan High Income (> US$ 12.695).

Middle class income in Indonesia (2010-2045) Sumber : Researchgate

Setelah pada 2020 Indonesia mengalami penurunan GNI dan menurunkan statusnya dari UMIC ke LMIC, hingga saat ini perkonomian Indonesia berangsur pulih. Pada tahun 2021, Indonesia mengalami peningkatan GNI dari US$ 3.870 (2020) menjadi US$ 4.170 (2021). Kembali menunjukkan peningkatan pada tahun 2022, Indonesia dengan GNI mencapai US$ 4.580 berhasil kembali berstatus Upper-Middle Income Country/UMIC. Bank Dunia mencatat Indonesia sebagai negara dengan kenaikan GNI sebesar 9,8% pada tahun 2022.

Faktor pendorong Indonesia menjadi Upper-Middle Income Country/UMIC

Kembalinya Indonesia menduduki status UMIC oleh Bank Dunia, tidak terlepas dari peran penerapan berbagai kebijakan oleh Pemerintah Indonesia. Berbagai kebijakan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menjawab kontraksi perekonomian sejak pandemi melanda. Pemerintah memberikan kemudahan dalam kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter yang disambut positif oleh masyarakat dan pelaku usaha. Hal tersebut diharapkan dapat berjalan sesuai rancangan Pemerintah guna memulihkan kondisi perekonomian Indonesia. Kebijakan lain dari Pemerintah Indonesia adalah mengalokasikan dana APBN dengan meningkatkan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan ekspansi moneter. Kebijakan tersebut bertujuan agar perekonomian dapat pulih dan Gross National Income (GNI) Indonesia dapat kembali meningkat.

Solusi upaya peningkatan Gross National Income (GNI) Indonesia

Peningkatan GNI Indonesia yang berdampak pada status perekonomian Indonesia dapat ditingkatkan melalui Upaya hilirisasi sumber daya alam (SDA). Dilansir dari website resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Hilirisasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai suatu upaya peningkatan nilai tambah SDA melalui proses pengolahan SDA dalam suatu industri manufaktur. Fenomena yang selama ini ada, sumber daya alam (SDA) milik Indonesia seringkali diekspor sebagai komoditas murni dan tanpa nilai tambah. Nantinya, SDA yang telah diekspor oleh Indonesia ke luar negeri kemudian diolah menjadi barang jadi dan kembali diimpor ke Indonesia dengan nilai yang cukup tinggi. Arus perdagangan SDA seperti itu menyebabkan tidak mampu terdongkraknya nilai ekspor Indonesia.

Sehingga, hilirisasi SDA perlu menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah sebagai salah satu upaya peningkatan GNI Indonesia. Hilirisasi SDA dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru untuk mewujudkan lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional. Diantaranya yakni terciptanya industri pengolahan bahan baku, menciptakan nilai tambah produk, menciptakan peluang usaha, mendorong investor, menyerap tenaga kerja, hingga meningkatkan pendapatan nasional.

Dampak positif Indonesia sebagai Upper-Middle Income Country/UMIC

Status perekonomian negara yang diberikan oleh World Bank tentu menjadi pagu penting bagi suatu negara dalam hal peningkatan kondisi perekonomiannya. Status UMIC yang diraih Indonesia pada tahun 2022 dapat menjadi bukti ketahanan ekonomi dan kesinambungan pertumbuhan yang terjaga. Peningkatan status perekonomian ini dapat memperkuat kepercayaan investor, mitra dagang, mitra bilateral, dan mitra pembangunan atas ketahanan perekonomian Indonesia.

Selain itu, dampak positif juga dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang bergerak dalam bidang perdagangan. Para pelaku usaha semenjak pandemi covid-19 hingga pasca pandemi lebih memperoleh kemudahan untuk mendapatkan fasilitas kredit usaha. Persyaratan berkas hingga besaran bunga yang diberikan juga semakin kecil. Pemerintah berusaha menggerakkan perdagangan melalui penundaaan angsuran dan subsidi bunga kredit perbankan bagi UMKM, subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat dan Ultra Mikro, hingga pemberian pinjaman modal kerja. Pemerintah juga memberikan insentif pajak pada korporasi seperti pembebasan PPh Pasal 22 impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25, dan pengembalian pendahuluan PPN. Sehingga dengan ditetapkannya Indonesia sebagai negara UMIC, dapat memberikan dorongan terhadap pemerintah Indonesia untuk lebih dapat menggerakkan siklus perdagangan di Indonesia untuk mempertahankan perekonomian negara.

Bantuan pemodalan dan kemudahan layanan perbankan kepada industri UMKM. Sumber: Kompas.id

Status perekonomian ini juga digunakan oleh World Bank sebagai salah satu faktor yang menentukan suatu negara memenuhi syarat dalam menggunakan fasilitas dan produk Bank Dunia. Salah satu contohnya yakni penentuan dalam perolehan loan pricing atau harga pinjaman. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Bank Group Finances menyebutkan bahwa, selama periode 2014 s/d 2022 Bank Dunia telah memberi pinjaman kepada Indonesia sebesar US$ 15,67 miliar. Nominal pinjaman yang diterima oleh Indonesia dari Bank Dunia tersebut menjadi nominal terbesar dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

Pemberian pinjaman dari Bank Dunia terhadap Indonesia yang besar tersebut menjadi bukti bahwa dengan ditetapkannya Indonesia sebagai Upper-Middle Income Country/UMIC dapat meningkatkan kepercayaan mitra pembangunan dan ketahanan yakni World Bank kepada Indonesia. Namun, hal tersebut tetap harus diimbangi dengan percepatan transformasi ekonomi melalui pembangunan sektor-sektor yang bernilai tambah tinggi. Selain itu juga penting dilakukan penguatan kualitas sumber daya manusia, percepatan pembangunan infrastruktur, serta perbaikan regulasi dan birokrasi guna menciptakan iklim usaha dan investasi yang lebih kondusif dan berdaya saing bagi Indonesia.

Penulis : Ahmad Danang Sagita (Mahasiswa Akuntansi K. Banyuwangi)

Editor : Avicena C. Nisa

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author