BERITA SIKIA – Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang identik dibuat dengan bentuk heksagonal maupun persegi panjang menggunakan adukan campuran semen dan pasir. Secara umum paving block digunakan sebagai alas pijakan agar halaman tidak becek saat musim penghujan. Inovasi pengolahan sampah terus berkembang ditengah masyarakat.
Produk paving block limbah plastik menjadi salah satu hal yang belum banyak digunakan. Bahan yang digunakan cukup sederhana, kita dapat memanfaatkan berbagai jenis plastik yang ada di tempat pengumpulan sampah. Nilai ekonomis limbah plastik hanya terdapat pada beberapa bahan saja seperti botol, gelas, jerigen, wadah minyak plastik maupun styrofoam yang masih memiliki bentuk. Sedangkan sampah plastik non ekonomis masih belum termanfaatkan, seperti kantong kresek, kemasan produk plastik berukuran kecil, hingga berbagai potongan limbah plastik yang tercabik-cabik. Sampah tersebut hanya berserakan begitu saja sehingga mengganggu estetika dan mengganggu kelangsungan ekosistem lingkungan yang membahayakan hewan bila dicerna.
Pembuatan Paving Block
Cara pembuatan paving block dari limbah plastik cukup mudah. Kita hanya perlu menyiapkan berbagai sampah plastik tanpa ada minimum ukuran dan bentuk. Dari 1 Kilogram sampah plastik, kita dapat menghasilkan 2 buah paving block dengan bentuk heksagonal. Berikut Langkah-langkah pembuatan paving block dari limbah plastik dilakukan sebagai berikut:
- Pilah sampah plastik antara yang bernilai ekonomis dan pisahkan yang memiliki nilai ekonomis untuk dijual,
- Panaskan Drum Limbah dengan api menyala selama beberapa saat,
- Jika sudah panas, masukkan sampah plastik yang tidak bernilai ekonomis,
- Tunggu hingga benar-benar mencair,
- Siapkan cetakan heksagonal yang terlebih dahulu dipanaskan dan dapat ditambahkan lapisan pasir,
- Masukkan cairan ke dalam cetakan secara perlahan,
- Tunggu hingga kering dan lepaskan,
- Paving block siap digunakan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pengawasan pembakaran limbah plastik di dalam drum tertutup dengan menjaga tekanannya agar meminimalisasi polusi udara yang ditimbulkan. Paving block hasil cetakan tersebut dapat langsung digunakan sebagai pijakan dan siap untuk dikomersialisasikan.
Aktivitas Serupa Ksatria Airlangga
Civitas akademika Universitas Airlangga terus berupaya berinovasi dalam memecahkan masalah kesejahteraan sosial dan lingkungan. Salah satunya dengan menghadirkan pengolahan sampah plastik menjadi bentuk produk bangunan yaitu paving block. Sampah plastik merupakan limbah non-organik yang sulit terurai secara alami dan menyebabkan pencemaran dan mengganggu estetika lingkungan. Selaras dengan program pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam menjaga kehidupan air dan darat dengan mengubah sampah plastik yang ada menjadi paving block lewat program pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: 3 Tim SIKIA Lolos Pendanaan PKM DIKTI 2023
Hal tersebutlah yang juga diimplementasikan oleh Tim PKM-PM Tahun 2023 yang dipimpin Oleh Isac Muhammad Kahlil Gibran dari Program Studi Akuakultur Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga. Lokasi yang berdekatan dengan kampus tersebut, ternyata memiliki permasalahan sampah yang cukup kompleks.
Dari data yang didapatkan, Pulau Santen memiliki dua jenis sumber sampah yang belum terolah dengan baik. Pertama merupakan sampah kiriman ombak dari arah laut dengan bobot yang mencapai 2 kuintal per hari. Sedangkan kedua adalah sampah domestik masyarakat setempat dengan bobot mencapai 5 kuintal per hari. Mereka juga menggunakan alat pembakaran tertutup yang telah dimodifikasi agar menekan jumlah polusi dan racun diudara dari hasil pembakaran.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari implementasi kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa skema Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) dengan judul Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pulau Santen Melalui Program Penguatan Mental Training dan Potensi Sampah Plastik Menjadi Paving Block yang didanai oleh KEMENDIKBUD RI pada PKM Tahun 2023.
Penulis: Gilang Avrillio
Editor: Avicena C. Nisa
source
https://unair.ac.id/