Recognizing Counterfeit Ingredients in Aquaculture Fish Feed

7 min read

Pakan merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya ikan. Pakan menyumbang sekitar 60% dari total biaya produksi. Pemilihan pakan berkualitas mempengaruhi kualitas ikan hasil budidaya. Para pembudidaya perlu selektif dan jeli dalam memilih jenis pakan agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Kini, pakan ikan banyak dicampuri bahan subalan agar menekan biaya produksi pakan. Bahan subalan atau bahan palsu merupakan bahan yang tidak memiliki nilai nutrisi tetapi ditambahkan dalam pakan. Pemalsuan pakan bertujuan agar bobot pakan bertambah sehingga mengurangi biaya produksi. Kini banyaknya pemalsuan pakan menyebabkan resahnya para konsumen, salah satunya pembudidaya ikan atau udang.

Komponen nutrisi utama pada pakan ikan atau udang adalah protein. Protein berfungsi sebagai sumber energi utama sehingga dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Hal yang perlu diperhatikan dalam membeli pakan adalah ketersediaan dan harga. Ketersediaan bahan pakan yang terbatas menyebabkan kenaikan harga pakan. Bahan utama pembuatan pellet adalah tepung ikan, bahkan bisa melebihi 30% komposisi. Namun sebaliknya jika harga pellet yang terbuat dari tepung ikan terlalu murah atau dibawah harga standar, dapat mengindikasikan pakan tersebut mengandung subalan.

Mengenal Bahan Subalan

Subalan yang dicampur pada pakan ikan memiliki persamaan ciri dengan bahan pakan asli. Contoh bahan subalan adalah serbuk gergaji, ampas jagung, serbuk bata, bahkan pasir. Bahan-bahan tersebut memiliki persamaan yaitu warna, tekstur, dan bentuk dengan pakan asli. Misalnya warna dan tekstur tepung ikan mirip dengan serbuk gergaji, yaitu berwarna cokelat kekuningan dan halus. Salah satu cara untuk mengetahui kandungan pakan adalah analisa proksimat. Analisa proksimat adalah pengujian pakan untuk mengetahui kadar serat kasar, kadar air, abu, lemak total, protein, dan karbohidrat.

Namun, belakangan diketahui bahwa Analisa proksimat kurang akurat untuk menguji kandungan pakan. Hal ini disebabkan karena bahan subalan juga memiliki kandungan yang sama dengan bahan asli, tetapi tidak bisa dicerna oleh pencernaan ikan. Misalnya tepung bulu mengandung keratin yang sulit dicerna ikan. Sehingga, diperlukan pengujian lain untuk mengurangi kerugian akibat pemalsuan pakan.

Ciri-Ciri Bahan Subalan

Beberapa tips sederhana berikut dapat dilakukan konsumen agar menghindari kerugian akibat subalan pakan.

  1. Warna. Konsumen harus jeli dengan perbedaan warna pakan. Misalnya warna tepung ikan cenderung kuning pucat. Berbeda dengan serbuk gergaji memiliki warna yang lebih gelap dan kusam.
  2. Tekstur. Tekstur pakan asli cenderung lebih halus. Misalnya tepung ikan memiliki tekstur lebih halus dibandingkan serbuk gergaji. Menguji tekstur pakan dapat dilakukan menggunakan ayakan yang halus. Pakan asli cenderung dapat melewati ayakan halus.
  3. Bau. Bau pakan asli tentunya khas. Misalnya tepung ikan baunya khas amis ikan, tepung jagung berbau jagung, dan tepung kedelai berbau kedelai. Sedangkan bahan subalan seperti serbuk gergaji tidak memiliki bau menyengat yang khas.
  4. Menggunakan alat bantu (loop dan mikroskop). Loop dan mikroskop dapat membantu mengenali bahan pakan secara lebih akurat. Pakan dapat dilihat secara sangat detail dan dekat sehingga mengetahui bentuk asli bahan.
  5. Harga yang terlalu murah. Bahan palsu tentu memiliki harga yang lebih murah. Jika pakan yang akan dibeli memiliki harga yang sangat murah dengan bobot yang tinggi, patut dicurigai mengandung bahan subalan.
Contoh bahan subalan. Kiri-kanan: batu bata, dedak, serabut kelapa, serbuk gergaji
Foto: Taqiy

Uji Bahan Pakan yang Sudah Jadi Pellet

Hal ini hanya dapat diuji dengan Analisa proksimat meskipun hasilnya kurang akurat. Selain itu, konsumen harus teliti harga pakan apakah terlalu murah atau tidak. Konsumen dapat melakukan uji mandiri seperti kecepatan pecah dalam air, daya pikat ikan, dan daya apung. Pengujian bahan pakan penting dilakukan agar kualitas pakan terjaga. Pakan asli membutuhkan waktu lebih lama untuk pecah dalam air karena menjaga keutuhannya. Daya pikat ikan dapat dilihat dari nafsu makannya ketika penebaran. Pakan apung biasanya akan lebih lama mengapung di atas air dibandingkan pakan tenggelam.

Dampak Buruk Bahan Subalan Terhadap Pertumbuhan Ikan

Biasanya dampak subalan akan dapat diketahui dalam jangka waktu tertentu. Beberapa pengaruh bahan subalan pada ikan adalah sebagai berikut.

  1. Air kolam mudah keruh. Bahan-bahan subalan pakan sangat mudah mencemari air. Bahkan beberapa bahan seperti pasir tidak bisa diuraikan dan justru merusak ekosistem kolam, seperti mikroorganisme bakteri probiotik.
  2. Pertumbuhan ikan lambat. Nilai gizi berkurang karena minimnya nutrisi pakan. Bahan subalan seperti serbuk bata, pasir, dan serbuk gergaji tentu tidak memiliki nilai nutrisi. Bahan palsu pakan akan menumpuk dan merusak organ pencernaan ikan jika diberikan secara terus menerus.
  3. Rentan terserang penyakit. Bahan subalan akan merusak sistem pencernaan ikan dan imun. Bahan subalan tidak diketahui asalnya secara jelas dan pengolahannya bagaimana. Bahan subalan dapat dicemari oleh bakteri maupun mikroorganisme penyebab penyakit yang dapat menginveksi ikan.

Membuat pakan mandiri menggunakan tepung dan bahan alternatif

Harga pakan komersil yang tinggi dan banyaknya bahan subalan yang terkandung membuat para pembudidaya harus sangat berhati-hati. Banyak pembudidaya yang justru membuat pellet ikan secara mandiri demi menjaga kualitas dan keamanan pakan. Selain itu, biaya yang dikeluarkan cenderung lebih sedikit dibandingkan membeli pellet komersil.

Formulasi bahan pakan dapat menyesuaikan kebutuhan. Hal ini menyesuaikan kebutuhan ikan. Jika ikan mengalami pertumbuhan yang lambat, maka dosis protein protein dapat ditingkatkan. Misalnya membutuhkan protein 27% maka dapat menggunakan formulasi berikut. Bahan yang dibutuhkan adalah tepung ikan (10%), tepung tapioka (7%), tepung kedelai (15%), tepung daging (10%), tepung terigu (15%), ampas jagung (13%), tepung jagung (15%), dan CGM (15%)

Tepung Ikan
Foto: Taqiy

Pelaku budidaya dapat terlebih dahulu menghaluskan nahan pakan yang digunakan menggunakan ayakan. Kemudian timbang bahan yang sudah halus sesuai dengan persentase formuladi dan kebutuhan. Aduk semua bahan dimulai dari jumlah terkecil ke dalam baskom. Aduk pelan sambil menambahkan air sebanyak 1/4 dari jumlah keseluruhan, lalu panaskan dengan cara dikukus. Pakan ikan setengah jadi selanjutnya dibentuk bola saat keadaan panas. Teteskan sedikit minyak ikansaat dicetak agar pellet terurai dan tidak menggumpal. Terakhir jemur pellet sampai kering sempurna.

Selain tepung-tepungan, beberapa bahan alternatif dalam pembuatan pellet berikut juga efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ikan.

  1. Jeroan ikan. Jeroan ikan merupakan limbah perikanan yang bisa menjadi bahan dasar pellet. Jeroan ikan mengandung protein dan lemak tak jenuh yang tinggi. Pengolahannya harus direbus dan dioven sampai benar-benar kering.
  2. Daging ikan. Daging ikan salah satunya adalah lemuru merupakan sumber protein tinggi. Pengolahannya mirip dengan jeroan yaitu dengan direbus dan dioven hingga kadar airnya benar-benar hilang.
  3. Daun kelor. Daun kelor mengandung vitamin dan sebagai sumber hijauan. Cara mengolahnya dengan memisahkan daun kelor dengan batangnya direbus hingga airnya mendidih. Daun kelor dioven hingga tidak ada kandungan air.
  4. Biji durian. Kandungan karbohidrat biji durian berfungsi sebagai sumber energi. Biji durian direbus hingga lembek dan dioven hingga kandungan airnya hilang.
  5. Limbah kubis. Limbah kubis berfungsi sebagai sumber serat yang melancarkan pencernaan ikan. Kubis dipotong-potong dan direbus hingga lembek. Kubis dioven hingga kandungan airnya tidak ada.
  6. Limbah sawi. Limbah sawi juga berfungsi sebagai sumber serat. Limbah sawi direbus hingga lembek kemudian dioven pula sampai benar-benar kering.

Kualitas pakan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Semakin baik kualitas pakan maka pertumbuhan ikan akan semakin cepat. Rasio pemberian pakan / Feed Conversion Ratio (FCR) juga perlu diperhatikan agar tidak berlebihan maupun kekurangan dalam manajemen pakan. FCR merupakan jumlah pakan yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kg daging. Menentukan FCR harus mempertimbangkan jumlah biomassa, Frekuensi Pemberian Pakan / Feeding Rate (FR), dan jumlah ikan yang hidup / Survival Rate (SR). Pemberian pakan yang efisien tentu menghemat biaya pakan. Pakan menyumbangkan biaya budidaya sekitar 70% sehingga pembudidaya harus teliti dalam memilih pakan dan jumlah pakan yang diberikan efisien.

Rujukan:

Eillien. (2019, Agustus 13). Usaha Pakan Ikan Rumahan Mudah serta Peluangnya. Diambil Kembali dari https://danadesa.id/usaha-pakan-ikan-rumahan/

Mangelep, C., Wolayan, F. R., Imbar, M. R., dan Untu, I. M. 2016. Penggantian Sebagian Pakan dengan Tepung Limbah Sawi Putih (Brassica pekinensia l) Terhadap Performans Broiler. ZOOTEC, 37(1), 8-14.

Nurhayati, T., dan Desniar, S. M. 2013. Pembuatan Pepton Secara Enzimatis Menggunakan Bahan Baku Jeroan Ikan Tongkol. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 16(1), 1-11.

Widarti, B. N., Wardhini, W. K., dan Sarwono, E. 2015. Pengaruh Rasio C/N Bahan Baku pada Pembuatan Kompos dari Kubis dan Kulit Pisang. Jurnal Integrasi Proses, 5(2).

Penulis: Ijl Taqiy Christya Dewanta (Mahasiswa Akuakultur SIKIA)

Editor: Avicena C. Nisa

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author