BRIN Expert Gives Another Guest Lecture on Trypanosoma at SIKIA UNAIR

3 min read

BERITA SIKIA – Program Studi Kedokteran Hewan Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga kembali mengajak mahasiswa mengenal lebih dalam ilmu veteriner dari pakar ahli. Kini giliran praktisi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), April  Hari Wardhana SKH MSc PhD kembali membagikan ilmunya dalam kuliah tamu pada Senin (25/9/2023) dengan mengangkat tajuk “Trypanosoma spp pada Hewan Ternak Hewan Peliharaan, dan Hewan Liar.”

Dalam kegiatan yang terintegrasi ke dalam mata kuliah parasitik veteriner tersebut mengupas tuntas trypanosoma mulai dari jenis, alur penyebaran, hingga perkembangan terkini dalam bidang kesehatan global dan nasional. Kuliah Tamu tersebut diikuti oleh Mahasiswa Kedokteran Hewan Angkatan 2022 di Ruang G203 Kampus SIKIA UNAIR Giri dan terbuka bagi mahasiswa Program Studi Kedokteran Hewan lainnya melalui platform zoom meeting.

Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat SIKIA UNAIR, Aditya Yudhana drh MSi mengungkapkan pemateri yang hadir tersebut merupakan salah satu sumber primer terkait riset trypanosoma. Sebab beliau menjadi salah satu peneliti bidang tersebut yang tergabung dalam World Animal Health (WOAH) dalam tingkat global.

“Setiap pertanyaan yang muncul dapat didiskusikan secara langsung. Saya berharap kuliah umum ini mempunyai dampak dan manfaat yang luas khususnya prodi kedokteran hewan SIKIA UNAIR,” ungkapnya.

Trypanosoma Picu Penyakit Surra

Trypanosoma menjadi penyebab berbagai penyakit zoonotik yang menjadi ancaman global dengan persebarannya di berbagai wilayah dunia. Di Indonesia jenis protozoa tersebut telah menyebabkan kejadian infeksi Surra di kawasan Pulau Sumba dan Provinsi Banten. Surra merupakan penyakit yang disebabkan parasit dari Trypanosoma evansi yang hidup dalam darah inangnya dan mengakibatkan demam, lemas, anemia, maupun penurunan berat badan.

Di Sumba, infeksi itu mengakibatkan kerugian ekonomi akibat kematian kuda pacu yang merupakan hewan eksklusif dengan nilai tinggi. Sedangkan di Provinsi Banten kejadian infeksi Surra menyerang hewan jenis kerbau.

April yang juga sebagai Ketua Kelompok Riset Pengembangan Deteksi Pengendalian Penyakit Hewan dan Vektor BRIN tersebut juga menjelaskan, bahwa terdapat studi menarik sejauh mana jarak yang dapat ditransmisikan oleh lalat dalam penyebaran trypanosoma dari hewan yang terinfeksi penyakit. Lalat seperti tabanus dapat terbang hingga radius dua puluhan meter. Artinya karantina hewan yang terinfeksi harus dilakukan jauh dari hewan sehat.

“Lalat yang sudah membawa trypanosoma dapat mentransmisikan dalam jarak maksimal 25 meter,” ujarnya.

Trypanosoma Unik dan Cerdas

Sebagai protozoa, Trypanosoma sp bereproduksi dengan cara membelah diri. Namun kehidupan Trypanosoma dalam darah dapat dikategorikan memiliki sifat yang unik dan cerdas. Dirinya dapat mengelabui pengecekan darah jika kondisi hewan tersebut fit dan sehat. Sedangkan jika kondisi hewan sedang dalam keadaan penurunan kesehatan, trypanosoma akan menampakkan dirinya dalam pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dari darah. Selain itu, trypanosoma juga dapat mengelabui sistem imun tubuh. Mereka memiliki glikoprotein yang dapat berubah ubah agar imun tidak mengenali dan menghancurkan tubuhnya.

“Trypanosoma dapat menghindari sistem imun yg bernama glikoprotein dan dapat berubah ubah. dapat cepat mengubah ubah glikopretiannya saat tubuh mulai merespons,” jelas April di akhir kuliah tamunya.

Penulis: Muhammad Aqil Kurnianto

Editor: Tasya Ramadhan

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author