Lobster Cultivation using a Basic Net Cage System by POKDAKAN Pesona Bahari in Bangsring Village, Banyuwangi

4 min read

POKDAKAN merupakan singkatan dari Kelompok Pembudidaya Ikan merupakan sebuah lembaga masyarakat yang memiliki tujuan penting dalam mengelola sektor perikanan di desa Bangsring Banyuwangi. Anggota dari lembaga masyarakat ini merupakan mantan orang-orang yang melakukan illegal fishing. Adanya Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Pesona Bahari ini berawal karena terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2020 yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 sehingga, mengakibatkan para pelaku POKDAKAN yang beberapa diantara mereka sebelumnya masuk dalam POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) ini berinisiatif untuk membuat kelompok pembudidaya ikan dengan objek lobster. Mereka memilih untuk membudidayakan lobster karena selain memiliki nilai estetika dan harga jual yang stabil, budidaya lobster di Banyuwangi masih jarang dilakukan, hal inilah yang dapat menjadi peluang bisnis di samping dapat melestarikan biota perairan. Budidaya Lobster yang dilakukan oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Pesona Bahari, berlokasi di GWD (Grand Watudodol) desa Bangsring Banyuwangi, dimana GWD sendiri merupakan tempat wisata, sehingga posisi budidaya lobster ini sangat strategis jika dilihat dari sektor perikanan dan ekonominya.

Pilih menggunakan keramba dasar

Kesulitan ketika memulai usaha merupakan hal yang wajib dicicipi oleh setiap pengusaha, hal ini juga dirasakan oleh Pokdakan Pesona Bahari. Mulai dari memilih objek budidaya, sistem budidaya serta pemasaran harus melalui proses pengonsepan yang matang. Cara budidaya lobster awalnya menggunakan keramba jaring apung, karena arus laut sekitar sangat besar, tidak memungkinkan para pembudidaya apabila menggunakan keramba jaring apung. Arus yang sangat besar menjadi salah satu faktor yang pada akhirnya para pembudidaya memutuskan menggunakan keramba jaring dasar. Alasan dari Pokdakan Pesona Bahari ini memilih menggunakan sistem Keramba Jaring Dasar (KJD) untuk budidaya lobster yaitu ombak dan arus di wilayah tersebut yang relatif besar, adanya sampah seperti ranting kayu yang larut ketika musim hujan tiba dan lebih aman dari pencurian. Hasil yang didapat dari penggunaan keramba jaring dasar ini, dapat membuat para nelayan puas dan lega karena hasil yang didapatkan dari program ini lumayan berdampak pada sektor ekonomi di sekitarnya. Inisiatif pembuatan budidaya lobster juga dapat membantu para anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sebelumnya merasakan lesunya sektor pariwisata, selain itu hasil budidaya lobster tersebut lebih menggiurkan dari pendapatan sebelumnya. Namun terdapat beberapa kendala di awal pembuatan keramba yaitu iklim, suhu, organisme budidaya, topografi dan kedalaman menjadi salah satu tantangan tersendiri, yaitu pada pemberian pakan karena pembudidaya harus menyelam pada kedalaman tertentu untuk memberi pakan organisme budidaya yaitu lobster.

Sumber: kkp.go.id

Pengembangan dan dukungan stakeholder

Berkembangnya inovasi budidaya lobster dengan sistem Keramba Jaring Dasar (KJD) ini juga karena adanya kontribusi berupa dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memberikan dukungan penuh kepada Kelompok Pembudidaya Ikan atau Pokdakan Pesona Bahari dengan memberikan bantuan berupa alat selam dan pinjaman modal usaha dengan bunga rendah. Tidak hanya dari KKP, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi juga turut berkontribusi dalam mendukung berkembangnya usaha ini. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi memberikan bantuan berupa modal usaha yang kemudian digunakan oleh Pokdakan Pesona Bahari ini untuk biaya investasi usaha budidaya lobster dengan sistem keramba jaring dasar. Inisiatif budidaya lobster dengan sistem Keramba Jaring Dasar (KJD) oleh Pokdakan Pesona Bahari ini disambut baik oleh BPPP Banyuwangi, balai membuka komunikasi kepada penyuluh dan kelompok dalam membahas teknologi budidaya dan hasil yang didapatkan berupa budidaya lobster dengan sistem keramba jaring dasar di GWD (Grand Watudodol) ini menggunakan keramba berbentuk lingkaran. Alasan  memilih keramba berbentuk lingkaran yaitu karena keramba lingkaran ini lebih efektif digunakan untuk pemeliharaan lobster di dasar perairan dan dari segi hidrodinamika juga lebih menguntungkan.

Ada beberapa jenis lobster yang dibudidayakan di kawasan Pokdakan Pesona Bahari antara lain lobster pasir, lobster mutiara, lobster batik, lobster bambu hingga lobster jenis batu. Jenis yang paling umum adalah lobster pasir yang benihnya berasal dari wilayah Banyuwangi. Biasanya benih lobster yang digunakan untuk budidaya keramba memiliki berat minimal 25 gram. Panen dilakukan rata-rata dalam waktu 4 hingga 5 bulan dengan hasil sekitar 120 kg per panen.

Hasil manis dari sektor bahari

Kesuksesan Pokdakan dalam mengembangkan budidaya lobster dengan menggunakan keramba jaring dasar memberikan inspirasi kepada nelayan lainnya. Hingga saat ini, sudah ada 197 keramba jaring dasar lobster yang telah dilakukan oleh 4 kelompok pelaku utama dan 2 kelompok pengusaha besar di wilayah perairan Banyuwangi utara. Lobster hasil budidaya para nelayan ini sudah terjual sampai ke luar negeri. Pasar utamanya adalah China, Vietnam, dan Singapura. Saat ini, budidaya lobster yang dilakukan Pokdakan Pesona Bahari telah dijadikan percontohan secara nasional oleh Kementerian Kelautan Dan Perikanan RI, sehingga banyak mahasiswa yang datang untuk menimba ilmu atau melakukan penelitian di tempat ini. Adanya Pokdakan Pesona Bahari ini, membuat sektor ekonomi yang awalnya kritis dapat membuahkan hasil yang manis. Orang-orang yang awalnya menjadi pelaku illegal fishing sekarang menjadi pelaku budidaya yang dapat menginspirasi orang lain. Oleh karena itu selama kita masih mau
berfikir dan bersatu untuk menuju ke ranah yang lebih baik, maka tidak ada kata mustahil bagi kita untuk menggapainya.

 

Penulis: Shierly Zaissiliya Clarissa Lifani (Mahasiswa Akuakultur 2023)

Editor: Avicena C. Nisa

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author