BEM KM SIKIA Spreads the Spirit of Preventing Stunting to the Community of Wonosobo Village, Banyuwangi

3 min read

BERITA SIKIA – Pengabdian kepada masyarakat BEM KM SIKIA 2023 Kabinet Dhaskara Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga terus menebar semangat sehat. Kali ini Kementerian Pengabdian Masyarakat BEM KM SIKIA menebar semangat cegah stunting pada 57 ibu dan balita serta kader posyandu Desa Wonosobo. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Balai Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi (21/11/2023). Sosialisasi pencegahan stunting bertujuan untuk menekan angka kejadian stunting melalui usaha-usaha ramah lingkungan berupa budikdamber. Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat SIKIA Septa Indra Puspikawati, S.K.M., M.PH turut hadir sebagai pembicara.

Kegiatan dibuka dengan pemberian sambutan Katua Pelaksana, Presiden BEM KM SIKIA, dan Bapak Imam selaku Kepala Desa Wonosobo. Pak Imam sangat menyambut dengan hangat para panitia karena hal seperti ini baru pertama kali dilakukan di desa ini. Harapan Pak Imam kegiatan pengmas ini bisa diteruskan demi kebaikan bersama.

Mengetahui Penyebab Stunting

Pencegahan stunting menjadi fokus dalam membentuk generasi emas 2045. Diharapkan generasi saat ini menjadi manusia unggul yang memiliki kecerdasan komprehensif dan berkarakter kuat. Stunting disebabkan oleh rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, terjadi infeksi pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi.

Asupan gizi sebelum hamil menjadi poin penting karena jika tidak terpenuhi akan menyebabkan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK). KEK adalah kurangnya asupan energi baik yang berasal dari zat gizi makro maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, asam folat, zat besi pada wanita usia subur yang berkelanjutan (sejak masa remaja, pra konsepsi sampai masa kehamilan).

Terlambat Mendeteksi Stunting

Ada pertanyaan menarik yang saat sesi diskusi. Salah satu ibu bertanya kepada narasumber, “Bagaimana jika anak kita terdeteksi stunting tetapi terlambat?”

Dosen Gizi tersebut menjawab bahwa stunting tidak dapat diobati. Meskipun telah dipenuhi kecukupan gizinya. Perkembangan kemampuan otak anak yang telah terindikasi stunting akan berbeda dengan anak lain yang tidak stunting.

“Maka dari itu kita harus optimal dalam proses pencegahan di 1000 hari pertama kehidupan” tutur dosen pengajar gizi kesehatan.

Kegiatan pengabdian masyarakat dilanjutkan dengan demonstrasi memasak pancake spesial. Pancake dipilih sebagai salah satu menu bergizi yang praktis dan mudah dibuat. Diakhir acara panitia BEM KM SIKIA UNAIR angkatan 2020 dan 2022 membagikan pancake yang dibuat kepada seluruh peserta yang hadir.

Sosialisasi BEM KM SIKIA UNAIR bersama komunitas seperti kader posyandu merupakan bentuk upaya mewujudkan poin 3 SDGs kesehatan yang lebih baik sekaligus poin 17 tentang kemitraan yang baik dan berkelanjutan.

 

 

 

Penulis: Raket Wonggo Murgiyana
Editor: Avicena C. Nisa

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author