SIKIA Provides Students with the Ability to Process AMPM Sacrificial Animals

3 min read

BERITA SIKIA – Persiapkan mahasiswa Program Studi Kedokteran Hewan Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga yang akan ikuti AMPM bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) selenggarakan pembekalan Antemortem dan Postmortem. Acara tersebut diselenggarakan pada Selasa (27/6/2023) di ruang perkuliahan B.201 Kampus SIKIA Giri. Sebanyak 33 mahasiswa menperhatikan dengan seksama pembekalan yang diberikan oleh Prima Ayu Wibawati, drh., M.Si. dari divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner.

Ketua Pelaksana AMPM, Fatimatuz Zahro menuturkan mahasiswa akan disebar bersama tim dokter hewan pada kecamatan di sekitar kampus. Pemilihan lokasi tersebut akan membuat aksesibilitas mahasiswa lebih terjangkau dan terkoordinasi.

“Kami menyebar mahasiswa di sekitar kampus untuk mempermudah dalam mengikuti serangkaian kegiatan antemortem dan postmortem,” tutur mahasiswa Kedokteran Hewan SIKIA angkatan 2022 itu.

Nantinya, 33 mahasiswa yang benjadi sukarelawan pemeriksaan AMPM membantu para dokter hewan yang bertugas di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi. Pemeriksaan AMPM akan dilakukan dititik penyelenggara penyembelihan hewan kurban seperti masjid di Kecamatan Giri dan sekitarnya.

drh. Prima memberi penjelasan tentang pemeriksaan Antemortem dan Postmortem. Sumber: Penulis

Dalam sambutannya, Koordinator Program Studi Kedokteran Hewan SIKIA Bodhi Agustono, drh., M.Si. mengatakan bahwa pengecekan AMPM bertujuan dalam penjaminan kondisi hewan sembelih yang sesuai dengan syariat. Sekaligus menjamin keamanan daging beserta sampingannya sehat dan aman dikonsumsi.

“Menjamin sembelihan qurban yaitu daging dan hasil sampingnya dapat dikonsumsi secara ASUH, yaitu aman, sehat, utuh, dan halal,” katanya.

Pemeriksaan Antemortem

Pemateri, Prima Ayu Wibawati, drh., M.Si. menuturkan pemeriksaan dilakukan dengan kondisi hewan masih dalam keadaan hidup. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari hewan yang sakit terutama pada infeksi zoonosis. Pemeriksaan antemortem juga bertujuan agar pemilik hewan dapat mengetahui umur hewan kurbannya.

“Syarat hewan qurban adalah umurnya harus mencukupi, jadi pengecekan poel itu cukup penting,” tuturnya.

Pada pemeriksaan tersebut juga akan mengidentifikasi hewan yang benar-benar dalam kondisi sehat dan prima. Terlihat dari fisik hewan yang sehat, tegak, sigap, mata bening, hidung lembab dan tidak mengalami hipersalivasi (air liur berlebihan).

drh. Prima juga memberikan pesan agar tetap mensejahterakan hewan kurban tersebut terutama dari proses transportasi yang dilakukan ke tempat penyembelihan. Langkah berikutnya adalah mempuasakan hewan kurban kurang lebih 12 jam sebelum penyembelihan. Hal tersebut untuk memastikan hewan kurban tidak terkontaminasi kotoran perut yang naik dari lambung.

“12 jam sebelum disembelih harus dipuasakan. Pencegahan kontaminasi makanan dan minuman yang dicerna dari lambung bisa keluar dari daerah yang dipotong dan mencemari daging,” sebut dosen Kedokteran Hewan SIKIA itu.

Pemeriksaan Postmortem

Pemeriksaan ini dilakukan saat hewan sudah disembelih dengan mengecek beberapa organ yang biasanya dikonsumsi masyarakat. Jika ditemukan cemaran parasit ataupun infeksi patogen lain yang menyebabkan organ dan daging tersebut tidak layak konsumsi. Maka dokter hewan berhak melakukan pemusnahan pada bagian tersebut.

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Acn

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author