SIKIA Unair Students Perform Subclinical Mastitis Test with Banyuwangi Dairy Cattle Farmers

3 min read

BERITA SIKIA – Produktifitas sapi perah dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan ambing dan puting susu induk betina. Mastitis adalah radang pada ambing yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau mikroba yang menyerang sapi perah produktif. Dalam upaya pencegahan infeksi mastitis, mahasiswa Kedokteran Hewan Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Unair melakukan uji mastitis subklinis. Berdasarkan gejala klinisnya, mastitis dibedakan menjadi 2 jenis yaitu subklinis dan klinis. Mastitis klinis ditunjukkan dengan adanya gejala, sedangkan subklinis tidak tampak. Uji mastitis subklinis dilakukan pada salah satu sentra peternakan sapi perah di Banyuwangi, hari Selasa (02/08/2023). Pengecekan dilakukan untuk mendeteksi apakah sapi di peternakan tersebut terindikasi mastitis subklinis atau tidak.

Sapi perah yang terjangkit mastitis dapat mengakibatkan penurunan produksi susu dan kesehatan sapi itu sendiri. Hal ini otomatis merugikan peternak karena susu yang dihasilkan lambat laun akan berkurang. Mastitis dapat menular melalui perantara tangan pemerah dan alat perah susu yang kurang terjaga kebersihannya. Kebersihan sanitasi lingkungan juga turut mengambil peran dalam penyebaran mastitis.

Sejumlah mahasiswa  didampingi Ratih Novita Praja., drh., M.Si bersama dokter hewan lain melakukan deteksi subklinis pada 15 ekor sapi jenis Friesian holstein. Uji dilakukan dengan cara mengambil sampel susu dari setiap puting sapi. Susu tersebut dipancarkan langsung ke wadah atau palet yang diberi cairan CMT (California Mastitis Test). Sapi yang terindikasi mastitis ditandai dengan adanya pengentalan cairan dan munculnya lendir pekat pada palet.

Pengentalan dan lendir yang muncul pada lubang palet kanan bawah. Sumber: UKIP

Hasil uji sementara ditemukan beberapa ekor sapi yang terindikasi mastitis subklinis. Selanjutnya, mahasiswa mengambil sampel susu untuk diuji kandungan bakterinya di Laboratorium Terpadu SIKIA. Pengamatan jenis bakteri dilakukan untuk menentukan metode pengobatan yang tepat. Dokter Ratih juga menambahkan beberapa jenis bakteri sudah resisten atau kebal terhadap antibiotik yang beredar dipasaran.

“Setelah tahu jenis bakterinya, kita bisa menentukan diobati menggunakan antibiotik apa, dosisnya berapa. Kalau langsung diobati, takutnya bakteri yang tinggal itu sudah kebal. Sayang sekali kalau diobati tidak tepat sasaran.” Jelas dokter mikrobiologi veteriner tersebut.

Selain mengasah kemampuan analisa, paktek ini juga menguji kemampuan manajerial calon dokter hewan. Aktivitas memerah sapi dilakukan pagi dan sore saja. Peternak juga harus memastikan kebersihan sapi, kandang, wadah penampung, dan diri sendiri sebelum memerah. Oleh karena itu manajemen waktu sangat diperlukan agar volume susu yang dihasilkan maksimal.

Kegiatan uji mastitis subklinis pada kelompok ternak sapi perah menunjukkan peran SIKIA Unair dalam melakukan pemberdayaan kesehatan sapi peternak yang menjalin kerjasama. Kesehatan sapi diperiksa langsung oleh dokter hewan yang juga dosen pendamping praktikum. Seluruh hasil uji pemeriksaan kesehatan akan dilaporkan langsung kepada pemilik ternak. Diharapkan dengan adanya praktikum membantu peternak menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan ternaknya.

Penulis: Avicena C. Nisa

Editor: Jasmine Indah

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author