Clear Water Is Not Necessarily Good for Fish Cultivation

6 min read

Jernihnya air biasanya mengindikasikan kualitasnya semakin baik. Hal ini karena semakin jernih maka semakin steril pula kualitas air tersebut. Misalnya manusia yang setiap harinya memanfaatkan air untuk kebutuhan sandang dan pangan. Manusia meminum air yang harus steril dan jernih; serta memanfaatkan air untuk mandi dan mencuci baju. Air yang steril dan jernih penting untuk menjamin keamanan dan kesehatan manusia. Namun pada budidaya ikan, jernihnya air tidak selalu menunjukkan optimal untuk media dan budidaya ikan, mengapa?

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990, Penggolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut :

  • Golongan A: Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu;
  • Golongan B: Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;
  • Golongan C: Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan;
  • Golongan D: Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

Dari peraturan di atas, dapat diketahui bahwa standar air untuk perikanan adalah golongan C. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan air disesuaikan dengan organisme yang memanfaatkannya. Manusia memprioritaskan air jernih dan steril untuk aktivitas sandang pangan. Sedangkan ikan membutuhkan komponen lain yang berfungsi memperbaiki kualitas air budidaya. Kualitas air budidaya ditentukan oleh habitat, kebiasaan ikan, dan salinitas. Salinitas merupakan kadar garam pada suatu perairan yang dihitung dengan satuan ppt (part per thousand). Ikan bersalinitas rendah akan ideal hidup di perairan tawar; ikan bersalinitas sedang habitat optimalnya adalah perairan payau; dan ikan bersalinitas tinggi akan nyaman hidup di perairan laut

Nilai Salinitas air yang berbeda

  • Ikan air tawar memiliki salinitas 0 ppt. Komponen air budidaya ikan terdiri dari bakteri dan bahan organic (feses dan sisa pakan). Ikan-ikan air tawar memang berhabitat di air jernih. Namun semakin jernih air bukan mengindikasikan kualitas airnya baik. Jika semakin bersih dan jernih air, maka mengindikasikan tidak adanya organisme bakteri probiotik. Bakteri ini berfungsi mendegradasi bahan organik pada air budidaya. Sehingga, jika tidak ada bakteri probiotik, tidak akan ada yang memakan bahan organik yang jika semakin banyak akan menurunkan kualitas air budidaya. Menurunnya kualitas air budidaya menyebabkan tumbuhnya pathogen (organisme penyebab penyakit) yang bisa menyebabkan ikan sakit. Contoh patogen yang menyerang ikan air tawar adalah parasit Argulus sp. dan bakteri Aeromonas hydrophila. Jika ikan sudah mengalami gejala sakit, maka harus segera ditindaklanjuti dengan penggantian air, seperti memindahkan ikan air tawar pada salinitas tinggi selama beberapa menit untuk membasmi dan merontokkan parasit-parasit yang menempel. Selain penggantian air, penanganan penyakit ikan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik
Uji salinitas air menggunakan refraktometer
  • Air payau memiliki salinitas berkisar 6-29 ppt. Organisme yang hidup di perairan payau cenderung memiliki warna yang lebih bervariasi, misalnya udang vaname dan golongan belut (eel). Warna air pada budidaya payau disebabkan jenis fitoplankton yang tumbuh. Jenis plankton Chlorophyta berwarna hijau dan Diatom berwarna cokelat. Fitoplankton dalam budidaya udang berfungsi sebagai shading/penghalang sinar matahari karena organisme udang memiliki sifat nocturnal, yaitu aktif di keadaan gelap. Pada air payau, pemberian bakteri probiotik seperti Bacillus menjadi prioritas karena sangat berperan mengurangi bahan organik. Tentu selain pemberian bakteri, kolam perlu disiphon untuk membuang lumpur yang menumpuk dekat lubang pembuangan air atau central drain.
  • Salinitas pada air laut berada di atas 35 ppt. Hal ini yang menjadikan ikan-ikan air laut tidak mampu bertahan pada air jernih. Kadar garam tinggi dibutuhkan untuk proses osmoregulasi pada ikan air laut. Proses osmoregulasi adalah menyeimbangkan konsentrasi cairan di dalam dan luar tubuh ikan. Para pembudidaya organisme laut akan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) untuk membudidayakan komoditasnya. Prinsip kerja KJA adalah mengalirkan air laut ke dalam jaring dengan mesh size tertentu agar mencegah ikan keluar masuk. Dengan kata lain, budidaya ikan laut mengambil langsung air laut dan dijadikan media budidayanya. Hal ini akan memudahkan pembudidaya dalam menjaga kualitas air.

Penentuan parameter kualitas air

Pengendalian kualitas air tentu menjadi kunci utama keberhasilan budidaya. Kualitas air budidaya perikanan terdiri dari parameter fisika, kimia, dan biologi. Pembudidaya harus bisa menyeimbangkan ketiga parameter tersebut sehingga dibutuhkan ketelatenan dan teknik yang mumpuni.

  • Parameter Fisika. Parameter fisika budidaya ikan terdiri dari suhu, kecerahan, dan warna air. Suhu dapat diperiksa menggunakan termometer; kecerahan dapat diperiksa dengan sechi disk. Namun penggunakan sechi disk biasanya hanya pada kolam dalam, seperti kolam udang vaname. Warna air dapat diperiksa dengan metode organoleptik, yaitu pemeriksaan langsung menggunakan mata manusia. Cuaca dapat mempengaruhi kualitas air. Musim hujan yang dingin cenderung menurunkan suhu air. Sebagai contoh pada musim hujan, biasanya ikan-ikan hias membutuhkan heater untuk menghangatkan suhu.
  • Parameter Biologi. Parameter biologi budidaya ikan terdiri dari jumlah bakteri. Cara menghitung jumlah bakteri dapat dilakukan dengan metode Total Plate Count (TPC) dengan mengambil air sampel kolam. Bakteri probiotik yang baik pada ikan adalah spesies Bacillus sp dan Lactobacillus sp. Sedangkan bakteri pathogen adalah golongan Vibrio sp. Namun, keberadaan bakteri pathogen akan selalu ada di perairan budidaya, sehingga pembudidaya harus meminimalisir perkembangannya dengan rutin.
  • Parameter Kimia. Unsur parameter kimia budidaya terdiri dari Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO), power of Hydrogen (pH), Amonia, Amonium, Nitrit, Nitrat, Fosfat, dan Total Organic Matter (TOM). Kadar pH dapat diperiksa menggunakan pH pen dan kertas lakmus. Parameter fisika dan kimia dapat diperiksa dengan alat DO meter. Alat ini tidak hanya menampilkan kadar DO, tetapi juga suhu, pH, amonia, amonium, nitrit, dan nitrat. Pembudidaya disarankan menggunakan DO meter karena hasil yang lebih akurat dan praktis.
Pemeriksaan kecerahan dan DO air

Budidaya nila (Oreochromis niloticus) dengan menggunakan air tawar memiliki control kualitas air yang sederhana. Upaya menjaga kualitas air yaitu memastikan aerasi berjalan optimal, mengatur sirkulasi air agar berjalan dengan baik, pemberian pakan yang tidak berlebihan, dan pencahayaan yang cukup agar menjaga suhu kolam. Berdasarkan uairan di atas, dapat disimpulkan bahwa air jernih tidak mengindikasikan baiknya kualitas air untuk budidaya ikan. Semakin jernih air justru menunjukkan bahwa tidak ada komponen dalam air tersebut. Bakteri berperan penting dalam mendegradasi bahan organic secara terkendali.

Jika pembudidaya menjumpai air budidayanya semakin jernih dan bersih, maka patut dicurigai serta segera menindaklanjuti untuk mengembalikan kualitas air seperti langkah-langkah di atas. Kualitas air menjadi salah satu keberhasilan budidaya yang perlu dilakukan monitoring atau pengendalian mutu secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA

Agrotek. 2021. Jenis Hama dan Penyakit Ikan Nila serta Cara Mengatasinya. Diambil Kembali dari Agrotek.id: https://agrotek.id/hewan/hama-dan-penyakit-ikan-nila/

Fortuna, S. D. 2023. Cara Menjaga Kualitas Air Tambak Udang Vaname Agar Tetap Optimal. Diambil Kembali dari Delos Aqua: https://delosaqua.com/id/cara-menjaga-kualitas-air-tambak/

Indonesia. 1990. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Hidayat, M. R. (2019, April 22). Begini Cara Merawat Ikan Arwana Supaya Umurnya Panjang.

Penulis: Ijl Taqiy Christya Dewanta (Mahasiswa Akuakultur SIKIA Unair)

Editor: Acicena C. Nisa

source
https://unair.ac.id/

You May Also Like

More From Author